Kita sebagai professional di bidang apapun harus mampu melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan lingkup kerja kita. Jika kita tidak mengerti fungsi dan tanggung jawab sebagai professional secara baik dan benar, maka akan mudah bagi kita untuk terjerumus dan melakukan pelanggaran yang tidak semestinya. Bila keahlian tanpa moralitas yang benar, pasti akan menjadikan penjahat-penjahat kelas dunia yang tentunya akan mempermalukan keluarga di kemudian hari. Politisi yang tidak professional akan dengan mudahnya beralih profesi menjadi koruptor. Polisi yang tidak professional akan dengan mudahnya beralih profesi menjadi pemungut liar. Sikap professional merupakan cermin kepribadian dan integritas diri yang kuat, seperti kisah seoarang ahli kunci berikut :
Seorang ahli kunci ternama bermaksud ingin mewariskan ilmu kepada kedua orang muridnya. Setelah dididik beberapa tahun, kedua murid itu telah mahir dan menguasai beberapa tehnik cara membuka berbagai jenis gembok. Untuk menentukan ahli warisnya, ahli kunci itu bermaksud menguji mereka secara bersamaan.
Disiapkannya dua kotak terkunci, yang didalamnya berisi sebuah barang berharga, yang ditempatkan di dua kamar yang bersebelahan. Si A dan Si B masuk ke dua kamar yang telah disediakan.
Tidak lama kemudian, Si A keluar, dia telah menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. Sang guru bertanya, “Wah, begitu cepatnya kamu membuka. Apa isi kotak itu?” Di dalam kotak terletak sebuah permata yang sinarnya indah sekali.
Tak lama kemudian Si B keluar ruangan, kembali pertanyaan yang sama diajukan kepada Si B ” Apa isi kotak yang berhasil kamu buka?”. B menjawab “Aku hanya membuka gembok, dan kemudian keluar, tidak membuka kotak, apalagi melihat isi bungkusan dalam kotak itu”.
Akhirnya diputuskan sang guru, bahwa Si B yang menjadi Ahli warisnya. Keputusan itu tentu tidak diterima oleh Si A. Dengan penasaran ia bertanya “Guru aku lebih cepat membuka gembok daripada Si B, kenapa bukan aku sebagai ahli waris guru?” Profesi kita adalah tukang kunci, tugasnya adalah membantu pemilik yang kuncinya hilang atau rusak agar si pemilik mendapatkan barangnya. Membuka gembok adalah tugas kita. Setelah gembok telah dibuka, kita juga berusaha melihat isinya, itu berarti melanggar moral etika profesi kita sebagai ahli kunci. Tidak peduli apapun pekerjaan kita. Moral etika professional harus dijunjung tinggi, karena tanpa moral etika seorang ahli kunci dengan mudah berganti profesi menjadi pencuri.
Si A mengangguk-angguk puas dengan jawaban sang guru, dia menyadari dimana letak kesalahannya, dan bersyukur telah mendapat pelajaran yang berharga sebelum terjun ke masyarakat. Meskipun ada perasaan kecewa bahwa ia bukan ahli waris yang ditunjuk, ia berjanji pada dirinya sendiri kelak akan menjalankan profesinya dengan dasar moral dan etika.
Sumber : internet
Seorang ahli kunci ternama bermaksud ingin mewariskan ilmu kepada kedua orang muridnya. Setelah dididik beberapa tahun, kedua murid itu telah mahir dan menguasai beberapa tehnik cara membuka berbagai jenis gembok. Untuk menentukan ahli warisnya, ahli kunci itu bermaksud menguji mereka secara bersamaan.
Disiapkannya dua kotak terkunci, yang didalamnya berisi sebuah barang berharga, yang ditempatkan di dua kamar yang bersebelahan. Si A dan Si B masuk ke dua kamar yang telah disediakan.
Tidak lama kemudian, Si A keluar, dia telah menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. Sang guru bertanya, “Wah, begitu cepatnya kamu membuka. Apa isi kotak itu?” Di dalam kotak terletak sebuah permata yang sinarnya indah sekali.
Tak lama kemudian Si B keluar ruangan, kembali pertanyaan yang sama diajukan kepada Si B ” Apa isi kotak yang berhasil kamu buka?”. B menjawab “Aku hanya membuka gembok, dan kemudian keluar, tidak membuka kotak, apalagi melihat isi bungkusan dalam kotak itu”.
Akhirnya diputuskan sang guru, bahwa Si B yang menjadi Ahli warisnya. Keputusan itu tentu tidak diterima oleh Si A. Dengan penasaran ia bertanya “Guru aku lebih cepat membuka gembok daripada Si B, kenapa bukan aku sebagai ahli waris guru?” Profesi kita adalah tukang kunci, tugasnya adalah membantu pemilik yang kuncinya hilang atau rusak agar si pemilik mendapatkan barangnya. Membuka gembok adalah tugas kita. Setelah gembok telah dibuka, kita juga berusaha melihat isinya, itu berarti melanggar moral etika profesi kita sebagai ahli kunci. Tidak peduli apapun pekerjaan kita. Moral etika professional harus dijunjung tinggi, karena tanpa moral etika seorang ahli kunci dengan mudah berganti profesi menjadi pencuri.
Si A mengangguk-angguk puas dengan jawaban sang guru, dia menyadari dimana letak kesalahannya, dan bersyukur telah mendapat pelajaran yang berharga sebelum terjun ke masyarakat. Meskipun ada perasaan kecewa bahwa ia bukan ahli waris yang ditunjuk, ia berjanji pada dirinya sendiri kelak akan menjalankan profesinya dengan dasar moral dan etika.
Sumber : internet
Comments (0)
Posting Komentar